BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan percobaan :
Praktikan diharapkan dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara cetak langsung sesuai dengan sifat aliran dan kompresibilitas zat aktif yang terkandung didalamnya.
I.2 Latar belakang
Suatu sediaan dibuat dalam bentuk tablet adalah untuk memberikan obat melalui mulut dalam bentuk yang memadai, dalam jumlah yang tepat atau melalui waktu yang tepat, ditampat yang diinginkan serta mempunyai integritas kimia yang dilindungi.
Asetosal merupakan obat yang diberikan dalam dosis besar pada orang dewasa sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan tablet untuk memudahkan dalam penggunaannya dan membutuhkan biaya produksi yang lebih murah dibandingkan dengan sediaan syrup.
Karena serbuk Asetosal mempunyai daya alir yang baik dan mempunyai sifat didalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat maka pada proses pembuatan tablet dibuat secara CL (cetak langsung) sehingga diperoleh bobot tablet yang seragam dan kompak.
BAB II
PRA FORMULASI
II.1 Formulasi
Tiap tablet mengandung
Asetosal 100,0 mg
Amilum kering (10%) 20,0 mg
Starch 1500 18,5 mg
Avicel pH 102 55,5 mg
Mg stearat 2,0 mg
Talk 4,0 mg
II.2 Monografi
- Asetosal (asam asetil salisilat) BM = 180,16 ( Wikipedia Indonesia dan FI IV hal )
- Asam asetil salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih dari 100,5 % C9H8O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
- Pemerian : hablur putih, umumnya seperti jarum / lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah. Stabil diudara kering, didalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.
- Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam eter, agak sukar larut dalam eter mutlak.
- Susut pengeringan : tidak lebih dari 0,5 %, lakukan pengeringan diatas silica gel p selama 5 jam.
- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
- Indikasi : demam, rasa sakit setelah vaksinasi, sakit otot dan sakit gigi.
- Kontra indikasi : demam berdarah, tukak lambung dan terapi antikoagulan, hipersensitif.
- Dosis :
1. Dewasa : 2-3 tablet sesudah makan, jika perlu diulangi tiap 4 jam.
2. Anak-anak 6-12 tahun : 1-2 tablet sesudah makan, jika perlu dapat diulang tiap 6 jam.
- Magnesium stearat (MgSO4.7H2O) (FI ed III hal 354)
Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium denagn campuran asam-asam organic padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari Mg-Stearat dan Mg-Palmitat dalam nernagai perbandingan, mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8 % dan tidak lebih dari 8,3 % MgO.
- Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin, asin, dan pahit. Dalam udara kering dan panas merapuh.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95 % dan dalam eter p.
- Susut peneringan : tidak lebih dari 4,0 % lakukan pengeringan pada suhu 105 C hingga bobot tetap.
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 2,015 mg MgO
- Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
- Khasiat dan penggunaan : Antasidium, zat tambahan.
- Talk (FI ed III hal 591)
- Pemerian : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu.
- Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutuo baik.
- Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan.
BAB IV
METODOLOGI PERCOBAAN
IV.1. Alat
- Gelas ukur
- Labu ukur
- Pipet tetes
- Moisture balance
- Jangka sorong
- Hardness tester
- Friabilator
- Mesin tablet
- Desintegrator
- Alat kecepatan alir
- Alat disolusi
IV.2. Bahan
- Asetosal
- Amprotab
- Starch 1500
- Avicel PH 102
- Mg stearat
- Talk
IV.3. Prosedur Pembuatan Tablet Asetosal secara Cetak Langsung
- Ditimbang bahan-bahan sesuai kebutuhan.
- Bahan-bahan dicampur (kecuali mg stearat dan talk) selama ±15 menit hingga homogen, kemudian ditambahkan mg stearat dan talk, dicampur homogen.
- Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak, sebagaimana evaluasi yang dilakukan pada granul.
- Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch 6-8 mm yang sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan.
- Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
IV.4. Evaluasi Massa Cetak
A. BJ Nyata
Sejumlah 25 gram massa cetak dituangkan ke dalam gelas ukur 100 ml dan volumenya dicatat.
B. BJ Mampat
Sejumlah 25 gram massa cetak dituangkan ke dalam gelas ukur 100 ml lalu dimampatkan 500 kali.
C. Kadar Mampat
25 gram massa cetak dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml dan volumenya dicatat (V0), kemudian dilakukan pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke-10,50, dan 500 diukur (V1).
D. Kecepatan Alir
Sejumlah 25 gram massa cetak dimasukkan ke dalam corong yang terdapat pada alat. Wadah penampung disiapkan pada bagian bawah corong. Saat pengukuran dilakukan, corong ditutup dalam keadaan terbuka sehingga massa cetak mulai melucur melewati corong. Dicatat waktu yang diperlukan massa cetak untuk mengalir melalui corong.
E. Kandungan Lembab
Sejumlah 5 gram massa cetak dimasukkan ke dalam piring (alumunium foil), diratakan lalu dimasukkan ke dalamalat moisture balance yang telah ditara sebelumnya. Massa cetak dipanaskan pada suhu 70ºC, ditunggu hingga % kadar air pada alat menunjukkan angka yang tetap.
IV.5. Evaluasi Tablet
A. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.
B. Kekerasan
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg.
C. Friabilitas
Sebanyak 20 tablet diambil secara acak dan dibersihkan satu-satu dengan sikat halus lalu ditimbang (a). Dimasukkan semua tablet ke dalam alat friabilator lalu diputar sebanyak 100 putaran. Setelah selesai, tablet dibersihkan lagi dan ditimbang (b).
D. Waktu Hancur
Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, dimasukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan. Digunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Keranjang dinaik-turunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Pada akhir batas waktu, keranjang diangkat dan diamati semua tablet.
E. Keragaman Bobot
Diambil 30 tablet. Ditimbang seksama 10 tablet satu persatu, dan dihitung bobot rata-rata. Kemudian
F. Disolusi
Dibuat media disolusi untuk tablet asetosal yaitu dapar asetat pH 4,5 dengan cara mencampur 2,66 g Na asetat dengan 1,26 ml asam asetat glacial lalu di encerkan dengan aquadest hingga 200 ml. Media disolusi tersebut dimasukkan ke dalam wadah, alat dipasang, dan dibiarkan media disolusi hingga bersuhu 37º ± 0,5º. Dimasukkan 1 tablet ke dalam alat, dihilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan uji dan alat segera dijalankan pada laju kecepatan 50 rpm selama 45 menit. Diambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar. Kemudian diukur serapannya masing-masing,
BAB V
HASIL PERCOBAAN
Penimbangan Bahan
Zat / Bahan | Berat tiap tablet |
Asetosal | 100 mg |
Amilum kering | 20 mg |
Starch 1500 | 18,5 mg |
Avicel pH 102 | 55,5 mg |
Mg Stearat | 2 mg |
Talk | 4 mg |
Evaluasi Granul
· Bobot Jenis (BJ) nyata
BJ nyata granul = 0,83 g/ml
· Kadar mampat
Kadar mampat granul = 16,67 %
· Kecepatan aliran
Kec. alir granul = 5 g/det
· Kandungan lembab
Kandungan air = 4,0 %
· Kadar zat aktif dalam granul
Larutan baku standar asetosal dalam air
C (ppm) | A |
80 | 0.3423 |
100 | 0.4353 |
120 | 0.5383 |
140 | 0.6281 |
160 | 0.7251 |
Y = 0,004x – 0,041 R2 = 0,999 |
Larutan sampel
100 mg asetosal setara dengan 200 mg granul
No. | A ( serapan ) |
1. | 0,4273 |
2. | 0,4390 |
Serapan rata – rata = 0,43315
Kadar parasetamol dalam granul adalah 98,822 mg ( 98,822 % )
Evaluasi Tablet
· Organoleptis
Rupa : Bagus, permukaan tidak cacat dan tidak terdapat bintik-bintik noda.
Bau : Khas
Rasa : Pahit
· Sifat fisika kimia
No. | Berat tablet ( mg ) | Diameter tablet ( cm ) | Tebal tablet ( cm ) | Kekerasan (kg/cm2) |
1 | 205,9 | 0,76 | 0,33 | 1 |
2 | 225,9 | 0,75 | 0,35 | 2,5 |
3 | 209,6 | 0,75 | 0,33 | 1,5 |
4 | 205,4 | 0,75 | 0,32 | 1,5 |
5 | 212,2 | 0,75 | 0,33 | 1,5 |
6 | 211,6 | 0,75 | 0,33 | 1,5 |
7 | 210,0 | 0,745 | 0,34 | 1,52 |
8 | 207,4 | 0,75 | 0,34 | 2 |
9 | 219,7 | 0,76 | 0,36 | 2 |
10 | 203,8 | 0,77 | 0,35 | 1 |
11 | 204,5 | 0,76 | 0,35 | 1 |
12 | 207,9 | 0,76 | 0,36 | 2 |
13 | 216,0 | 0,76 | 0,36 | 2 |
14 | 202,1 | 0,76 | 0,35 | 1 |
15 | 207,6 | 0,76 | 0,36 | 1,5 |
16 | 225,0 | 0,76 | 0,36 | 2 |
17 | 207,0 | 0,76 | 0,35 | 2 |
18 | 202,4 | 0,76 | 0,35 | 2 |
19 | 201,9 | 0,76 | 0,35 | 2 |
20 | 204,1 | 0,76 | 0,35 | 2 |
Rata-rata | 208,675 | 0,757 | 0,346 | 1,676 |
· Uji Friabilitas
Friabilitas tablet asetosal = 0,19 %
· Keragaman Bobot
No | Bobot (mg) | Kadar (%) |
1 | 198.6 | 103.78 |
2 | 196.7 | 102.79 |
3 | 200.2 | 104.62 |
4 | 216.0 | 112.87 |
5 | 224.1 | 117.11 |
6 | 196.3 | 102.58 |
7 | 195.5 | 102.16 |
8 | 225.0 | 117.58 |
9 | 214.8 | 112.25 |
10 | 211.6 | 110.57 |
Rata-rata | 207.88 | 108,631 |
· Waktu Hancur
Jumlah yang di uji = 6 tablet
Waktu = 14 detik
· Uji Disolusi
Vial | A | B | C | % Q Rata-rata | |||||||||
Adsorban | % Q | mg asetosal terlarut | Adsorban | % Q | Mg asetosal terlarut | AdsSorban | % Q | Mg asetosal terlarut | |||||
5’ |
| 68.13 | 68.13 |
| 73.86 | 73.86 |
| 69.78 | 69.78 | 70.59 | |||
10’ | 0.2285 | 72.153 | 72.153 | 0.2561 | 80.43 | 80.43 | 0.23 | 72.6 | 72.6 | 75.061 | |||
15’ | 0.2505 | 78.66 | 78.66 | 0.2858 | 89.34 | 89.34 | 0.2318 | 73.14 | 73.14 | 80.38 | |||
20’ | 0.2885 | 90.15 | 90.15 | 0.3282 | 102.06 | 102.06 | 0.2587 | 81.21 | 81.21 | 91.14 | |||
25’ | 0.3142 | 97.86 | 97.86 | 0.3451 | 107.13 | 107.13 | 0.2784 | 87.12 | 87.12 | 97.37 | |||
30’ | 0.3211 | 99.93 | 99.93 | 0.3533 | 109.59 | 109.59 | 0.2877 | 89.91 | 89.91 | 99.81 |
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan tablet asetosal dilakukan secara cetak langsung dengan formulasi standar (lihat di praformulasi). Cetak langsung dipilih untuk zat yang memiliki daya alir yang baik sehingga tidak memerlukan proses granulasi. Pencampuran harus benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan.
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul yang dilakukan pada saat percobaan meliputi yang telah dicantumkan pada hasil percobaan.
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat Moisture Balance. Diperoleh kandungan lembap granul 4 %. Kandungan lembap yang baik adalah 2% - 5%, hal ini menunjukkan kandungan lembap granul masih dalam batas wajar.
Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah lebih dari 4 g/detik. Hasil yang diperoleh pada percobaan adalah 5 g/detik. Tanpa proses granulasi asetosal memiliki kecepatan alir yang cukup baik. Penggunaan talk juga ikut meningkatkan kecepatan alir granul.
Pembawa dan pengisi yang digunakan adalah Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 3:1. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya digunakan Starch 1500.
Evaluasi Tablet. Tablet secara visual tidak telihat jika terjadi ketidakhomogenan zat warna karena memang tidak menggunakan zat warna. Bebas dari bintik-bintik dan noda yang mengganggu.
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan friabilator. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %. Dari 6 tablet yang digunakan untuk uji friabilitas, tidak ada tablet yang hancur atau terbelah setelah proses pengujian sehingga dapat diikutsertakan dalam perhitungan. Friabilitas tablet nyata adalah 0,190 %. Artinya friabilitas tablet kami sangat bagus.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna karena sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Waktu hancur tablet nyata adalah 14 detik. Asetosal merupakan zat aktif yang tidak stabil dalam bentuk larutan.
Persyaratan FI IV Kadar tablet asetosal mengandung asam asetil salisilat C9H804, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil pengujian kadar tablet dengan metode Keragaman Bobot, dari 10 sample yang diujikan kami peroleh range kadar tablet antara 102,79 % - 117,11 %. Adapun rata-rata dari 10 tablet tersebut adalah 108,631 %. Beberapa tablet yang diukur dari 10 tablet memiliki kadar lebih dari yang dipersyaratkan oleh Farmakope Indonesia IV , terdapat beberapa hal yang menyebabkan tingginya kadar dalam tablet, antara lain :
· Ketidakhomogenan dalam proses pencampuran zat aktif dengan eksipien.
· Terdapat Galat Acak yang diperkirakan dapat memperbesar nilai penyimpangan terhadap jumlah kadar asetosal dalam tablet yang telah dihasilkan.
Walaupun kadar total hingga mencapai 108,631 %, tapi masih memenuhi syarat yang tercantum dalam Farmakope Indonesia IV.
Uji disolusi menurut Farmakope Indonesia IV menggunakan media disolusi dapar sitrat yang dibuat dengan mencampur 2,99 Natrium asetat trihidrat dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air hingga 1000 ml dengan pH 4,50 ± 0,05. Persyaratan yang baik adalah selama 30 menit zat aktif yang terdisolusi lebih dari 80 % (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil percobaan disolusi nyata adalah selama 30 menit telah terdisolusi sebanyak 99,81 % (Q) zat aktif asetosal. Hal ini menunjukkan bahwa tablet asetosal kami memenuhi syarat Farmakope Indonesia IV.
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pembuatan tablet Asetosal dengan metode cetak langsung dapat disimpulkan :
1. Formula yang digunakan adalah
Tiap tablet mengandung :
Asetosal 100,0 mg
Amilum kering (10%) 20,0 mg
Starch 1500 18,5 mg
AVcel pH 102 55,5 mg
Mg stearat 2,0 mg
Talk 4,0 mg
2. Evaluasi granul meliputi : granulometri, bobot jenis nyata, kadar mampat, kecepatan aliran, kandungan lembab dan penentuan kadar zat aktif dalam granul secara keseluruhan dengan menggunakan formula diatas menunjukkan hasil yang diperoleh memuaskan.
3. Evaluasi tablet meliputi : Organoleptis, sifat fisiko kimia, kekerasan, friabilitas, keseragaman bobot keseragaman sediaan dan penentuan kadar zat aktif dalam tablet secara keseluruhan menunjukkan hasil yang baik.
4. Kadar nyata 10 tablet asetosal sampel yang diuji berada dalam rentang 102,79% - 117,11%. Rata-rata kadar dari 10 tablet tersebut adalah 108,631%. Memenuhi Syarat.
5. Uji disolusi tablet memenuhi syarat toleransi Farmakope Indonesia IV yaitu dalam waktu 30 menit telah larut 99,81% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket.
![]() |
Profil Disolusi |
1 komentar:
kok bisa keseragaman bobot dapat menentukan besar kadar acetosalnya?
Posting Komentar