Senin, 03 Januari 2011

Ovula Doksisiklin (Doxycyclin Hyclate)


BAB I
PENDAHULUAN

I.1        Prinsip percobaan
1.            Berdasarkan suhu lebur dari suatu zat aktif .
2.            Berdasarkan sifat dari doksisiklin yang mudah terurai.

I.2        Tujuan Percobaan
1.            Melakukan preformulasi sebelum membuat suatu sediaan ovula.
2.            Agar dapat membuat sediaan ovula doksisiklin 1 % yang stabil selama penyimpanan.
3.            Mengevaluasi sediaan dari ovula yang telah dibuat.

BAB II
PRAFORMULASI

II.1      FORMULASI
Tiap ovula mengandung :
Doxycyclin      1%
Subanal 37      qs

II.2      MONOGRAFI
Doxycyclini Hiclas ( BM = 512,9 )
·         Pemerian                                 : Serbuk hablur, kuning.
·         Kelarutan                                : Larut dalam air dan dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat          ; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
·         Wadah dan penyimpanan       : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindugn dari cahaya
·         Kegunaan                                : Dalam sediaan ovula sebagai anti bakteri 

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Ovula adalah sediaan farmasi yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam vagina, biasanya untuk tujuan efek lokal.
Pembuatan ovula
Dilakukan dengan cara penuangan massa ke dalam cetakan yang sesuai. Untuk Ovula dibuat dengan cara yang sama dengan  suppositoria, biasanya berbentuk kerucut bundar dengan ujung bundar.
Cetakan ada 2 jenis:
Pertama, cetakan dari logam, kemudian cetakan dibuka dan ovula yang dihasilkan dikemas dan diserahkan ke pasien.
Kedua, cetakan cetakan dari sejenis plastik diserahkan kepada pasien dalam cetakannya. Pada saat digunakan baru dikeluarkan dari cetakan. Secara komersial ovula dibuat dengan cara pengempaan seperti tablet dalam bentuk permata (diamond) disket atau bentuk lain.
Sifat Ovula yang ideal :
1.      Melebur pada suhu tubuh atau melarut dalam cairan tubuh.
2.      Tidak toksik dan tidsk merangsang.
3.      Dapat tercampur atau kompatibel dengan bahan obat.
4.      Dapat melepas obat dengan segera.
5.      Mudah dituang dalam cetakan dan dapat mudah dilepas dari cetakan.
6.      Stabil terhadap pemanasan di atas suhu lebur.
7.      Mudah ditangani.
8.      Stabil selama penyimpanan.

Basis Ovula
Ada 2 kelompok utama basis ovula, yaitu :
1.       Basis berlemak yang dirancang untuk melebur pada suhu tubuh, berupa lemak padat.
2.      Basis larut air atau tercmpur air, dirancang untuk melarut atau terdispersi dalam liang tubuh (vagina) terdiri dari campuran PEG.
Basis lemak
1.      Bahan alam semisintetik atau sintetik berupa trigliserida, baik yang dihidrogenasi parsial atau dihidrogenasi keseluruhan.
2.      Minyak coklat (Ol. Cacao).
Berupa padatan berwarna kuning putih atau bau coklat, terdiri atas campuran ester gliseril stearat, palmitat, oleat dan asam lemak lainnya. Keuntungan basis ol. Cacao :
a.       Rentang suhu lebur antara 30- 36 o C sehingga berbentuk padat pada tempratur kamar dan melebur pada suhu tubuh.
b.      Segera melebur jika dihangatkan dan cepat kembali kekeadaan awal jika dibiarkan mendingin.
c.       Dapat bercampur dengan banyak komponen.
d.      Cukup menyenangkan dan tidak merangsang.
Kerugian dari ol.cacao:
a.       Polimorfisme
Apabila dilebur dan didinginkan, massa memadat dalam berbagai bentuk Kristal ang berbeda bergantung pada suhu peleburan, kecepatan pendinginan, dan jumlah massa yang dilebur Jika dipanaskan pada suhu tidak lebih dari 36 o C dan segera secara perlahan-lahan didinginkan akan terbentuk  Kristal yang stabil dengan suhu lebur normal. Akan tetapi, bila dipanaskan secara berlebihan. Gamma 1 p tdak stabil yang akan melebur pada suhu sekitar 20 o C . Bentuk tidak stabil akan kembali ke bentuk  stabil setelah beberapa hari  sehingga sediaan tidak dapat digunakan oleh pasien.
b.      Melengket pada cetakan
Minyak coklat tidak cukup berkontraksi pada saat pendinginan sehingga tidak melepas dengan mudah oleh cetakan . Pelengketan ini merupakan masalah yang dapat di atasi dengan penggunaan pelican yang cukup.
c.        Suhu pelunakan terlalu rendah untuk daerah tropic (Indonesia)
d.      Suhu lebur akan turun jika terdapat komponen yang larut. Untuk menaikan suhu lebur dapat ditambahkan Cera atau malam lebah. Perhatian prinsip pencampuran ini adalah menemukan suhu tertentu yang sesuaiyaitu suhu disekitar suhu tubuh 36-37 o C melebur atau suhu eutektik.
e.       Berbau atatu tegik pada penyimpnan karena terjadi oksidasi gliserida tidak jenuh.
f.       Kemampuan absorpsi air rendah, dapat ditingkatkan dengan penambahan zat pengemulsi.
g.      Bocor dari tubuh. Kadang-kadang basis yang elebur keluar dari rectum atatu vagina karena alas an ini ol cacao jarang digunakansebagai basis ovula saa ini.


BAB IV
METODOLOGI PERCOBAAN

IV.1. Alat-alat
           -           Cawan penguap
           -           Batang pengaduk
           -           Spatel
           -           Penangas air
           -           Cetakan ovula

IV.2. Bahan
           -           Doksisiklin hyclate
           -           Subanal 37

IV.3. Cara Kerja Pembuatan Ovula Doksisiklin Hyclate
1.      Cetakan ovula disiapkan, dan dihangatkan.
2.      Parafin liq. dioleskan ke dalam cetakan, kemudian cetakan ditelungkupkan agar tidak ada penumpukan parafin di dalam cetakan.
3.      Campuran subanal 37 dilelehkan di dalam cawan penguap di atas tangas air sampai semua subanal 37 meleleh sambil diaduk hingga homogen.
4.      Dimasukkan doksisiklin hyclate dan diaduk bersama lelehan subanal 37.
5.      Lelehan dimasukkan berlebih (hingga luber) ke dalam cetakan dengan bantuan batang pengaduk.
6.      Campuran dibiarkan memadat pada suhu kamar, kurang lebih 15 menit.
7.      Campuran dimasukkan ke dalam lemari pendingin (suhu 8-10ºC) selama 10 menit, kemudian dimasukkan ke dalam freezer selama 5 menit.
8.      Setelah memadat, kelebihan massa dipotong, kemudian ovula dikeluarkan dari cetakan.
9.      Ovula dievaluasi sesuai persayaratan.

IV.4. Prosedur Evaluasi
A. Penampilan Fisik
            Uvula dibelah dua secara longitudinal kemudian diamati, bagian internal  dan bagian eksternal harus menunjukkan penampakan yang seragam.
B. Uji Titik Leleh
            Satu ovula diambil secara acak ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan alat uji titik leleh ovula. Sejumlah massa ovula ditaruh dalam cangkang logam yang berlubang di tengah dan ditempatkan dalam tabung ukuran diameter 1,3 cm dan panjang 10 cm. Tabung tersebut dimasukkan ke dalam tangas air dan thermometer lainnya diletakkan di atas massa yang akan dilelehkan. Di dalam tangas air terdapat pengaduk magnetic. Diatur pemanasan secara bertahap sehingga suhu naik secara perlahan. Dibaca suhunya pada kedua thermometer pada saat massa menetes dari tabung logam.
C. Uji Waktu Hancur
            Diletakkan satu ovula pada cakram berlubang bawah dari alat logam dan dimasukkan alat logam tersebut ke dalam tabung transparan dan dikaitkan pada tabung. Diulangi pekerjaan itu lebih lanjut dengan dua ovula dengan alat logam dan tabung transparan. Kecuali dinyatakan lain, ditempatkan setiap alat dalam wadah berisi paling sedikit 4 iter aquadest, bersuhu antara 36-37ºC, dilengkapi dengan suatu pengaduk lambat dan alat penopang agar bagian atas alat berjarak 90 mm di bawah permukaan air. Setelah tiap 10 menit, alat dibalikkan tanpa mengeluarkan ovula dari cairan.

D. Keragaman Bobot
            Ditimbang masing-masing ovula sebanyak 20 buah, diambil secara acak. Ditentukan bobot rata-rata, tidak boleh lebih dari 2 ovula yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata 5% simpangan baku. 



BAB V
HASIL PERCOBAAN

V.1      Penimbangan Bahan
Misalkan, berat 1 ovula = 3,5 gram
Zat / Bahan
Berat tiap Ovula
Doxycyclin setara dengan Doxycyclin Hyclate
0,04039 gram
Subanal, EF 37
3006775
3,45961 gram

V.2      Evaluasi Ovula
·         Penampilan Fisik
Setelah ovula dibelah dua secara longitudinal kemudian diamati, bagian internal dan bagian ekternal menunjukkan penampakan yang seragam. Akan tetapi tampilan warna pada ovula tidak merata, terdapat warna kuning pada ujung ovula.
·         Keseragaman Kandungan
Larutan baku
No.
C ( ppm )
A ( Serapan )
1.
6
0,150
2.
8
0,203
3.
10
0,262
4.
12
0,320
5.
16
0,413
6.
20
0,514
            Persamaan kurva kalibrasi :
            Y   = 0,0259x – 0,001
            R2 = 0,9983
λmax. = 347,5 nm
Larutan sampel
Penentuan kadar dilakukan terhadap 2 ovula :
No.
A ( serapan )
1.
0,514
2.
0,410
Serapan rata – rata = 0,462
Kadar Doxycyclin dalam ovula adalah 1,0305%
·         Keragaman Bobot
No.
Berat Ovula
( gram )
1.
3,4138
2.
3,4875
3.
3,4951
4.
3,4790
5.
3,4695
6.
3,4785
7.
3,4627
8.
3,4530
9.
3,4960
10.
3,4860
·         Uji Waktu Hancur
Jumlah yang diuji        = 1 ovula
Waktu yang diperlukan           = 2 jam 20 menit
·         Uji Titik Leleh
Suhu yang diperlukan untuk melebur ovula adalah 40oC
V.3 Pembahasan
Pada percobaan pembuatan suppositoria dalam bentuk ovula, dibuat ovula dengan zat aktif doksisiklin 1%. Basis yang digunakan adalah subanal 37 yang merupakan suatu campuran yang salah satunya merupakan oleum cacao atau lemak coklat. Jika hanya lemak coklat yang digunakan maka akan terbentuk residu dalam vagina. Basis PEG bersifat higroskopis, sedangkan zat aktif doksisiklin bersifat mudah terdegradasi oleh zat yang bersifat higroskopis sehingga tidak akan cocok dengan basis PEG.
Pembuatan ovula doksisiklin 1% tidak digunakan bilangan pengganti karena dalam resep  disebutkan jumlah zat aktif dalam satuan persen (%) .
Pada proses peleburan basis, suhu harus dibuat agar tidak terlalu panas karena basis subanal 37 memiliki titik lebur pada suhu 370C. Selain itu disebabkan karena zat aktif doksisiklin mudah terdegradasi oleh cahaya dan panas. Hasil lelehan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan sambil terus diaduk secara perlahan agar zat aktif tersebar merata dalam setiap ovula.
Evaluasi yang dilakukan terhadap ovula meliputi penampilan fisik, uji titik leleh, uji waktu hancur, keragaman bobot dan penetapan kadar zat aktif.
Penampilan fisik akhir ovula terdapat warna kuning yang merupakan doksisiklin hyclate pada ujung bagian atas yang agak meruncing. Hal ini menunjukkan bahwa zat aktif tidak tercampur merata dalam ovula karena terjadi pengendapan. Penyebab peristiwa ini kemungkinan karena berat jenis doksisiklin lebih besar dari subanal dan ukuran partikel doksisiklin yang besar. Untuk mengatasi pengendapan yang terjadi bisa dengan memperkecil ukuran partikel zat aktif.
Uji titik leleh ovula didapatkan pada suhu 40oC. Karena ovula tersebut berbasis subanal yang memiliki titik leleh pada suhu 37oC dan didalamnya terdapat doksisiklin maka otomatis titik leburnya akan naik.
Keragaman Bobot ovula. Dari sepuluh ovula yang diperoleh rata-rata memiliki bobot 3,46938 gram. Tidak ada ovula yang bobotnya menyimpang dari simpangan baku.
Uji waktu hancur ovula adalah 2 jam 20 menit. Penyebabnya kemungkinan karena berbasis lemak sehingga agak sukar larut dalam pelarut air. Media yang digunakan untuk uji waktu hancur adalah air. Basis subanal yang merupakan campuran kemungkinan sangat mempengaruhi waktu hancur.
Evaluasi penetapan kadar zat aktif dalam ovula dengan basis yang mengandung lemak coklat, terlebih dahulu harus diekstraksi dengan pelarut non polar. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan dan air. Fasa lemak akan terikat pada pelarut non polar karena lemak bersifat non polar. Ini berdasarkan prinsip suka atau tidak suka suatu zat dalam suatu pelarut. Maka zat aktif doksisiklin akan tertarik pada fasa air. Fasa air inilah yang kemudian diuji oleh spektrofotometri UV-Visible. Sebagai baku pembanding digunakan doksisiklin dan dalam sampel digunakan doksisiklin hyclate. Berdasarkan kurva kalibrasi dari baku pembanding diperoleh persamaan
Y   = 0,0259x – 0,001 dan R2 = 0,9983
Serapan rata-rata dari sampel yaitu 0,462, sehingga diperoleh kadar doksisiklin dalam sampel yaitu 1,0305%. Kadar doksisiklin dalam sampel memenuhi persyaratan preformulasi. Sehingga ovula yang dibuat tidak toksik.




BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan pembuatan ovula dosksisiklin dapat disimpulkan :
1.      Fomula yang digunakan adalah :
Doksisiklin                  1%
Subanal 37                  qs
2.      Evaluasi yang dilakukan terhadap ovula meliputi penampilan fisik, uji titik leleh, uji waktu hancur, keragaman bobot dan penetapan kadar zat aktif.
3.      Kadar nyata zat aktif dalam sampel diperoleh sebesar 1,0305%. Tidak toksis.






1 komentar:

puu264 mengatakan...

makasih banyak y buat contohlaporan sediaannya. btw metode eveluasi cari dimana y? soalnya di Ansel tersirat nih jadi agak bingung, dan kampus gw g ada alat uji ovula jadi kayaknya g bisa pake metode yang lo pake T_T